biaya cek kolesterol

Daftar Biaya Cek Kolesterol di Rumah Sakit hingga Puskesmas

Daftar Biaya Cek Kolesterol di Rumah Sakit hingga Puskesmas
biaya cek kolesterol

JAKARTA - Biaya cek kolesterol adalah salah satu hal yang perlu dipertimbangkan untuk menjaga kesehatan jantung dan mencegah stroke, dua penyakit yang memiliki angka kematian tinggi di Indonesia. 

Untuk mengantisipasi risiko penyakit-penyakit ini, sangat dianjurkan untuk rutin memeriksa kadar kolesterol. Untungnya, tarif cek kolesterol relatif terjangkau, mulai dari sekitar Rp25 ribu. 

Selain itu, kini tersedia berbagai alat dan aplikasi cek kolesterol yang memungkinkan kamu memantau kadar kolesterol di rumah tanpa perlu pergi ke fasilitas kesehatan. 

Tes ini bertujuan untuk mengukur kadar lemak dalam darah, dan jika kamu memiliki riwayat kolesterol tinggi, disarankan untuk melakukannya secara rutin. 

Sementara itu, bagi yang tidak memiliki riwayat khusus, cek kolesterol dapat dilakukan setiap lima tahun sekali. Biaya cek kolesterol yang rendah sebanding dengan manfaatnya dalam menjaga kesehatan tubuh.

Estimasi Biaya Cek Kolesterol 

Biaya cek kolesterol bertujuan untuk memeriksa apakah kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah berada dalam level normal. 

Tes ini juga dapat membantu menilai potensi risiko penyakit kardiovaskular yang diakibatkan oleh penumpukan plak di arteri. 

Kamu dapat menjalani tes ini di berbagai fasilitas kesehatan, seperti klinik, rumah sakit, apotek, atau laboratorium mandiri. Biaya yang diperlukan untuk cek kolesterol bisa berbeda-beda, tergantung pada tempat dan peralatan yang digunakan.

Tarif cek kolesterol di Rumah Sakit

Berikut ini estimasi tarif cek kolesterol di beberapa rumah sakit di Indonesia:

-Amalia Medical Center, Jakarta Timur: mulai dari Rp83.000

-Global Doctor Indonesia, Jakarta Timur: mulai dari Rp81.000

-Klinik Viva Medika Cikarang: mulai dari Rp25.000

-Rumah Sakit PELNI: mulai dari Rp28.000

-MRCCC Siloam Hospitals Semanggi: mulai dari Rp178.000

-Rumah Sakit Siloam, Kebon Jeruk: mulai dari Rp88.000

-RS EMC Sentul: mulai dari Rp71.300

-Rumah Sakit Mitra Keluarga Kemayoran: mulai dari Rp96.000

-RSIA Sayyidah: mulai dari Rp259.000

-Rumah Sakit Edelweiss Bandung: mulai dari Rp80.000

-Rumah Sakit St. Elisabeth Bekasi: mulai dari Rp45.000

-Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok: mulai dari Rp75.000

Biaya di atas bisa berubah, jadi pastikan untuk menghubungi rumah sakit yang bersangkutan untuk informasi lebih lanjut.

Tarif cek kolesterol di Klinik dan Apotek terdekat

Selain rumah sakit, kamu juga bisa cek kolesterol di klinik atau apotek dengan harga sebagai berikut:

-Klinik Kimia Farma: mulai dari Rp60 ribu – Rp110 ribu

-Klinik Prodia: Rp63 ribu

-Klinik Bio Medika: mulai dari Rp45 ribu

-Klinik CITO: mulai dari Rp60 ribu

-Apotek K24: mulai dari Rp25 ribu

Di Century, meskipun belum ada pemeriksaan kolesterol, mereka menyediakan alat cek kolesterol dengan harga Rp480 ribu untuk pengecekan mandiri di rumah.

Tarif cek kolesterol di Puskesmas

Puskesmas menawarkan cek kolesterol dengan harga yang sangat terjangkau:

-Biaya untuk cek kolesterol total: Rp20.000

-Biaya cek trigliserida: Rp20.000

-Biaya cek HDL kolesterol: Rp20.000

-Biaya cek LDL kolesterol: Rp20.000

Jika kamu ingin pengecekan lebih lengkap, kamu bisa mempertimbangkan medical checkup seluruh tubuh. 

Apakah Cek Kolesterol Ditanggung BPJS Kesehatan?

Sayangnya, BPJS Kesehatan tidak menanggung biaya untuk cek kolesterol. Namun, BPJS Kesehatan menanggung biaya pemeriksaan laboratorium di faskes 1 untuk beberapa tes dasar seperti:

-Pemeriksaan darah sederhana (Hemoglobin, leukosit, trombosit, hematokrit, eritrosit, laju endap darah, dan golongan darah).

-Pemeriksaan urin sederhana (pH, berat jenis, kejernihan, warna, leukosit, eritrosit).

-Pemeriksaan feses sederhana (cacingan).

-Pemeriksaan gula darah.

Jika kamu ingin melakukan pemeriksaan laboratorium yang lebih mendalam, kamu bisa meminta rujukan dari faskes 1 ke faskes tingkat lanjutan. 

Meskipun BPJS Kesehatan tidak menanggung cek kolesterol, kamu tidak perlu khawatir, karena tarif cek kolesterol di Puskesmas sangat terjangkau, sekitar Rp20 ribuan saja. Kamu bisa langsung cek kolesterol di Puskesmas terdekat.

Prosedur Cek Kolesterol 

Cek kolesterol dilakukan dengan mengambil sampel darah, biasanya di pagi hari setelah kamu berpuasa antara 9 hingga 12 jam. 

Namun, ada juga jenis tes yang tidak memerlukan puasa, seperti untuk pemeriksaan HDL dan kolesterol total. Berikut adalah beberapa persiapan yang perlu kamu lakukan sebelum cek kolesterol:

-Puasa selama 9–12 jam sebelum tes, hanya boleh minum air putih.

-Hindari makan makanan berlemak tinggi malam sebelum tes.

-Jangan konsumsi alkohol atau berolahraga berlebihan sebelum tes.

Prosedur cek kolesterol yang dilakukan oleh tenaga medis meliputi:

-Mengikat lengan bagian atas dengan ikatan elastis untuk menemukan pembuluh darah.

-Bagian yang akan disuntik dibersihkan dengan alkohol.

-Sampel darah diambil dengan menyuntikkan jarum ke pembuluh darah.

-Tabung khusus dipasang untuk menampung darah.

-Setelah sampel cukup, petugas akan melepas ikatan dari lengan.

-Bagian yang disuntik akan diberi kain kasa dan perban.

Proses ini hanya memakan waktu beberapa menit, tergantung pada kesulitan menemukan pembuluh darah. Pasien umumnya merasakan nyeri sedang di area yang disuntik. 

Selain itu, dokter akan mencatat berat badan, pola makan, aktivitas fisik, serta riwayat penyakit, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung. 

Informasi mengenai kehamilan, pengangkatan ovarium, dan obat yang sedang dikonsumsi juga diperlukan. 

Jika kamu mengonsumsi pil KB, biasanya dokter akan menyarankan untuk menghentikan beberapa hari sebelum tes karena pil KB dapat memengaruhi kadar kolesterol darah.

Kapan Harus Menjalani Cek Kolesterol? 

Banyak orang cenderung melakukan cek kolesterol hanya setelah merasakan gejala atau ciri-ciri kolesterol tinggi. 

Padahal, seharusnya cek kolesterol dilakukan secara rutin sejak dini. The American Heart Association menyarankan agar tes kolesterol dimulai saat usia 20 tahun dan dilakukan setiap lima tahun sekali. 

Namun, jika ada riwayat kolesterol tinggi dalam keluarga, pemeriksaan harus dilakukan lebih awal, bahkan sejak usia 10 tahun. 

Jika hasil cek kolesterol menunjukkan kondisi normal tanpa masalah kesehatan lain, tes kolesterol bisa dilakukan setiap 4-6 tahun sekali. 

Namun, jika terdapat kondisi seperti diabetes, stroke, penyakit jantung koroner, atau obesitas, pemeriksaan kolesterol perlu dilakukan setiap 1-3 tahun.

Bagi yang memiliki kolesterol tinggi, sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter dan kemungkinan mengikuti terapi penurun kolesterol. Dalam kasus ini, pemeriksaan kolesterol akan dilakukan setiap 3 bulan hingga 1 tahun sekali. 

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), cek kolesterol juga disarankan dilakukan pada anak-anak dua kali, yaitu saat usia 9-11 tahun dan 17-21 tahun. 

Pemeriksaan kolesterol tidak disarankan pada usia pubertas karena hormon dapat memengaruhi kadar kolesterol tubuh remaja.

Kenapa Harus Cek Kolesterol? 

Pemeriksaan kolesterol sangat penting karena kadar kolesterol tinggi sering kali menjadi penyebab penyakit jantung koroner. Sayangnya, kolesterol tinggi tidak menunjukkan gejala yang jelas, sehingga sulit untuk dideteksi tanpa tes laboratorium.

Oleh karena itu, disarankan bagi kamu yang berusia 20 tahun ke atas untuk melakukan cek kolesterol secara rutin guna memantau kadar kolesterol dalam tubuh. 

Tes ini juga membantu mengetahui apakah ada risiko serangan jantung atau penyakit pembuluh darah. Lantas, siapa saja yang berisiko dan perlu cek kolesterol secara rutin?

-Punya riwayat keluarga dengan kolesterol tinggi atau pernah terkena serangan jantung. 

-Obesitas atau berat badan berlebih. 

-Jarang berolahraga atau gak aktif bergerak. 

-Pengidap diabetes.

-Kerap mengonsumsi junk food. 

-Perokok aktif. 

-Pria berusia di atas 45 tahun dan perempuan di atas 55 tahun. 

-Pengidap hipertensi.

Seperti Apa Hasil Cek Kolesterol? 

Hasil cek kolesterol biasanya akan ditunjukkan dalam satuan milligram per desiliter (mg/dL). Berikut adalah angka kadar kolesterol yang ideal:

-Kolesterol total: di bawah 200 mg/dL (semakin rendah, semakin baik)

-LDL: 70-130 mg/dL (semakin rendah, semakin baik)

-HDL: 40-60 mg/dL (semakin tinggi, semakin baik)

-Trigliserida: di bawah 150 mg/dL (semakin rendah, semakin baik)

Setelah tes, tidak ada hal khusus yang perlu dilakukan. Kamu bisa langsung melanjutkan aktivitas seperti biasa setelah pengambilan sampel darah atau tes dilakukan.

Risiko Cek Kolesterol 

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, prosedur tes kolesterol umumnya hanya memakan waktu beberapa menit, tergantung pada tingkat kesulitan dalam menemukan pembuluh darah. 

Namun, ada beberapa risiko yang mungkin terjadi selama proses cek kolesterol, di antaranya:

-Pendarahan. 

-Pingsan atau nyaris pingsan.

-Memar karena darah yang menumpuk di bawah kulit.

-Pegal atau nyeri di lokasi penyuntikan.

-Infeksi.

Bagaimana jika Angka Cek Kolesterol Tinggi?

Jika hasil cek kolesterol menunjukkan angka yang melebihi batas normal, dokter akan merekomendasikan tes gula darah untuk memeriksa kemungkinan diabetes, serta tes hormon tiroid untuk mengevaluasi fungsi kelenjar tiroid. 

Kadar kolesterol yang tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan aterosklerosis (penyumbatan pembuluh darah). Namun, angka kolesterol yang tinggi ini bisa diturunkan dengan menerapkan gaya hidup sehat, seperti:

Rutin berolahraga

Olahraga secara teratur dapat menurunkan kadar LDL dan meningkatkan kadar HDL dalam darah. 

Aktivitas fisik juga berperan penting dalam menjaga berat badan tetap ideal. Disarankan untuk melakukan olahraga aerobik atau kardio selama 150 menit per minggu.

Menurunkan berat badan

Kelebihan berat badan dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung.

Berhenti merokok

Merokok merupakan salah satu faktor risiko utama untuk penyakit jantung dan masalah pembuluh darah.

Pola makan yang sehat dan seimbang

Mengkonsumsi makanan dengan rendah lemak, gula, dan karbohidrat, serta memperbanyak serat, akan sangat membantu dalam menurunkan kolesterol.

Setelah menjalani pola hidup sehat dalam beberapa waktu, dokter biasanya akan menyarankan cek kolesterol ulang. Jika kadar kolesterol tetap tinggi, dokter akan meresepkan obat penurun kolesterol. 

Kombinasi antara gaya hidup sehat dan obat-obatan diharapkan dapat menurunkan kadar kolesterol. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter guna menentukan metode terbaik dalam menurunkan kolesterol kamu.

Sebagai penutup, dengan memahami pentingnya cek kolesterol secara rutin, kamu bisa lebih mudah mengontrol kesehatan jantung dan pembuluh darah, terutama dengan mempertimbangkan biaya cek kolesterol yang relatif terjangkau.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index